Pengertian Paradigma, Psikologi, dan Psikoanalitik

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda. Sebab pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut Plato, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia ( psyche = jiwa dan logos = ilmu )

Paradigma berarti cara pandangan, persepsi yang kita jumpai dalam keseharian. Paradigma kita adalah sumber darimana sikap dan perilaku kita mengalir. paradigma dan karakter adalah dua sisi yang saling mengikat satu sama lain. Apa yang kita lihat sangat berkaitan dengan siapa kita, berarti melihat dalam dimensi kemanusiaan. Kita tidak bisa mengubah cara pandang kita tanpa sekaligus mengubah keberadaan kita maupun sebaliknya.

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian sering di deskripsikan dalam istilah sifat yang bisa di ukur yang di tunjukkan oleh seseorang. Di samping itu, kepribadian sering di artikan dengan ciri yang menonjol pada diri individu seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”

Definisi kepribagian menurut psikologi :

Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi ( berbagai aspek psikis dan fisik ) yang merupakan suatu struktur sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

Teori Psikoanalitik

Psikoanalitik dapat didefinisikan sebagai teori psikologis, suatu bentuk psikoterapi, khususnya untuk pengobatan gangguan karakter atau kepribadian neurotik , dan metode untuk menyelidiki fenomena psikologis.

Dalam psikologi aliran psikoanalisa dianggap menjadi aliran pertama yang secara sistematis mengurai kualitas-kualitas kejiwaan, beserta dinamikanya untuk menerangkan kepribadian orang dan diterapkan dalam teknik psikoterapi. Aliran ini berkembang pada tahun1890 oleh Sigmund Freud, seorang ahli neurologi yang berhasil menemukan cara-cara pengobatan yang efektif bagi pasien-pasien yang mengalami gangguan gejala neurotik dan histeria melalui teknik pengobatan eksperimental yang disebut abreaction, sebuah kombinasi antara teknik hipnotis dengan katarsis.Freud berhasil mengembangkan teorinya dari hasil studinya mengenai histeria yang menjadi bahan tulisannya”Studies in Histeria”.

Freud berhasil membuat teori keperibadian yang membagi struktur mind ke dalam tiga bagian yaitu :

  • Consciousness sebagai alam sadar
  • Preconsciousness sebagai ambang sadar
  • Unconsciousness sebagai alam bawah sadar .

Dari ketiga aspek kesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam menentukan perilaku manusia. Karena dalam unsconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan instink. Sedangkan Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, yang berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja. Consciousness hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan realitas.

1. Struktur kepribadian

Freud mengembangkan konsep struktur mind dengan mengembangkan “mind apparatus”, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yang meliputi:

  • Id ( Das Es )
  • Ego ( Das Ich )
  • Super ego (Das Ueber Ich )

• Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, dan merupakan kepribadian yang paling primitif yang sudah ada sejak lahir. Id terdiri dari dorongan biologis dasar dan tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan (pleasure principle). Fungsi satu-satunya dari Id adalah untuk mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Id, merupakan resvoir energi psikis dan menyediakan seluruh daya untuk menjelaskan kedua system yang lain.

• Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Ego, timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara Id dan Ego adalah bahwa Id hanya mengenal kenyataan subjektif jiwa. Sedangkan ego membedakan anatara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat didunia luar. Ego dikuasai oleh prinsip kenyataan (reality principle).

• Superego, merupakan cabang moril atau cabang keadilan dari kepribadian. Superego lebih mewakili alam ideal daripada alam nyata. Superego terdiri dari dua anak system, ego ideal dan hati nurani.Super ego adalah wewenang moral dari kepribadian (wasit tingkah laku). Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral. Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.

Fungsi-fungsi pokok superego

• Merintangi implus-implus id, terutama implus-implus seksual dan agresif.

• Mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realitas dengan tujuan moralitas.

• Mengajar kesempurnaan

2. Dinamika Kepribadian

a. Distribusi energi Menurut Freud bagaimana energi psikis didistribusikan dan dipergunakan oleh Id, Ego, dan Super ego. Freud menyatakan bahwa energi yang ada pada individu berasal dari sumber yang sama yaitu makanan yang dikonsumsi. Bahwa energi manusia dibedakan hanya dari penggunaannya, energi untuk aktivitas fisik disebut energi fisik, dan energi yang digunakan untuk aktivitas psikis disebut energi psikis.

Menurut Freud jumlah energi itu terbatas sehingga terjadi semacam persaingan di antara ketiga aspek kepribadian untuk memperoleh dan menggunakannya. Jika salah satu aspek banyak menggunakan energi maka aspek kepribadian yang lain menjadi lemah.

Freud menyatakan bahwa pada mulanya yang memiliki energi hanyalah Id saja. Melalui mekanisme yang oleh Freud disebut identifikasi, energi tersebut diberikan oleh Id kepada Ego dan Super ego.

b. Mekanisme pertahanan ego

Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego (ego defence mechanism) sebagai strategi yang di gunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorngan Id maupun untuk menghadapi tekanan Super ego atas Ego, dengan tujuan kecemasan yang dialami individu dapat dikurangi atau diredakan (Koeswara, 1991 : 46). Freud menyatakan bahwa mekanisme pertahanan ego itu adalah mekanisme yang rumit dan banyak macamnya. Berikut ini tujuh macam mekanisme pertahanan ego yang menurut Freud umum dijumpai (Koeswara, 1991 : 46-48).

1) Represi, yaitu mekanisme yang dilakukan ego untuk meredakan kecemasan dengan cara menekan dorongan-dorongan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut ke dalam ketidak sadaran.

2) Sublimasi, adalah mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif das Es yang menjadi penyebab kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku yang bisa diterima, dan bahkan dihargai oleh masyarakat.

3) Proyeksi, adalah pengalihan dorongan, sikap, atau tingkah laku yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain.

4) Displacement, adalah pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan kepada objek atau individu yang kurang berbahaya dibanding individu semula.

5) Rasionalisasi, menunjuk kepada upaya individu memutarbalikkan kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang mengamcam ego, melalui dalih tertentu yang seakan-akan masuk akal. Rasionalissasi sering dibedakan menjadi dua : sour grape technique dan sweet orange technique.

6) Pembentukan reaksi, adalah upaya mengatasi kecemasan karena insdividu memiliki dorongan yang bertentangan dengan norma, dengan cara berbuat sebaliknya.

7) Regresi, adalah upaya mengatasi kecemasan dengan bertinkah laku yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

3. Perkembangan Kepribadian

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian

Perkembangan kepribadian individu menurut Freud, dipengauhi oleh kematangan dan cara-cara individu mengatasi ketegangan. Menurut Freud, kematangan adalah pengaruh asli dari dalam diri manusia.

Ketegangan dapat timbul karena adanya frustrasi, konflik, dan ancaman. Upaya mengatasi ketegangan ini dilakukan individu dengan : identifikasi, sublimasi, dan mekanisme pertahanan ego.

b. Tahap-tahap perkembangan kepribadian

Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada akhir tahun ke lima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu. Selanjutnya Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung melalui 6 fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitif terhadap rangsangan. Ke enam fase perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 1982 : 172-173).

1) Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan Bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan adalah mulut.

2) Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun. Pada fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus.

3) Fase falis (phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun. Bagian tubuh yang sensitif pada fase falis adalah alat kelamin.

4) Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas Pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat laten atau tertekan.

5) Fase genital (genital stage): terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.

Kesimpulan:

Psikologi kepribadian psikoanalisis adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Yang dipengaruhi oleh bawah alam sadar, sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.

Contoh Kasus

Pada suatu hari, Vina berjalan-jalan sore disekitar lingkungan kompleks rumahnya. Tiba-tiba, ia melihat pacarnya, Fajar sedang berduan dengan wanita lain. Melihat kejadian itu, Vina langsung emosi. Tidak sengaja, ia melihat sebongkah batu didekat sebuah ayunan, lalu mengambilnya. Dengan refleksnya, ia mengambil batu tersebut dan langsung melemparkan batu itu kearah wanita yang sedang berduaan dengan pacarnya. Lemparan yang tiba-tiba itu membuat wanita yang sedang bersama pacarnya  tersebut jatuh tak sadarkan diri. Setelah kejadian itu, diketahui bahwa Vina sering melemparkan  benda-benda disekitarnya saat merasa emosi. Ia juga mudah curiga terhadap orang-orang tak dikenal yang berlalu lalang didepan rumahnya. Tidak segan ia menyiram orang yang dianggap berbahaya tanpa melihat terlebih dahulu.

Sejak kecil, Vina sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan oleh temannya. Temannya sering mengejek dengan sangat menyakitkan karena kebetulan Vina berasal dari keluarga yang  broken-home. Awalnya Vina bisa bersabar. Ia tetap bisa berkepala dingin saat menghadapi teman-temannya. Namun akhirnya, ejekan yang bertubi-tubi itu bisa membuat Vina lepas kendali. Ia memukuli dan menjambak orang yang mengejeknya hingga menangis, bahkan  tak sadarkan diri. Setelah kejadian itu, tidak ada lagi orang-orang yang berani mengganggu bahkan memanggil Vina.

Vina juga pernah mengalami kejadian yang tak mengenakkan lainnya. Suatu hari, ada dua orang lelaki yang sedang berdiri memandangi rumahnya. Kehadiran mereka diacuhkan oleh Vina. Keesokan harinya, dua orang lelaki tersebut kembali terlihat sedang mondar-mandir didepan rumahnya. Pada hari berikutnya saat pulang sekolah, ia sangat terkejut. Sesampai dirumah, ia melihat ibunya terkulai bersimbah darah dan tak sadarkan diri. Ternyata dirumahnya telah terjadi perampokan. Setelah kejadian itu, ia mudah sekali curiga pada orang asing yang dekat dengan orang-orang yang berada disekelilingnya dan orang sering berlalu lalang didekat tempat tinggalnya.